Pages

Minggu, 13 Maret 2016

Belajar Menulis Tidak Sesulit Belajar Naik Sepeda

Tidak berarti sombong alias gampangke sesuatu. Tapi kenyataanya memang seperti itu, dengan syarat memahami cara dan tatanya. Tidak perlu tahu jenis-jenis tulisan, yang katanya ada fiksi, ada nonfiksi, berita, analisa, ada pula biografi, esai, artikel, skrip radio dan teve, editorial, weblog, surat cinta dan segudang lainnya. Oh ya… ada pula tulisan yang berkaitan dengan bisnis, seperti surat penawaran, minutes meeting, dan ribuan jenis business letter.

Wes gausah pusing-pusing mikirke jenise tulisan. Karena sebagian besar jenis tulisan bisa dikatakan baik dan benar jika memenuhi rumus baku. Yaitu 5W+1H. Itulah rumus sakti yang menjadi pegangan para penulis atau wartawan.
Rumuse pie kui? gampang…. 5W+1H
W pertama What (apa)
W kedua Who (siapa)
W ketiga When (kapan)
W keempat Where (dimana)
W kelima Why (mengapa)
lalu H nya adalah How (bagaimana)

WHAT adalah apa yang akan kita tulis. Tema apa yang ingin kita ungkapkan. Hal apa yang ingin kita tuangkan dalam tulisan. What ini bisa apa saja. Bisa soal “Lomba Design Logo Muktamar”, “Pornografi marak di dunia pendidikan kita”, “Mengapa Saya Jadi banser?” atau topik yang saat ini sedang santer : “Kasus kopi sianida, Jessica ditahan polisi?”.
What yang kita tentukan ini akan menjadi dasar untuk 4W lainnya. Mari kita ambil topik mengenai Jessica Si Racun Kopi.
WHO adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di WHAT. Dalam studi kasus ini, who-nya minimal bisa tiga tokoh: Jessica, Mirna, dan ayah kandung Mirna: Darmawan Salihin. Yang tokoh pertama dan kedua sudah amat terkenal. Sosok mereka sudah tertulis di mana-mana.
Meski Who is Jessica sudah banyak yang tahu, masih banyak sisi lain yang menarik untuk dieksplorasi. Bahkan ke’genitan’nya saat wawancara, menjadikan sosoknya makin layak tulis, sampai banyak sekali meme-meme yang beredar diinternet tentang “KOPI RACUN” ala Jessica.
Buat kita, yang bukan wartawan atau penulis profesional, Who harus menjadi bagian yang berkaitan dengan What. Kalau jumpai Who yang tidak begitu dikenal target pembaca kita, maka kita harus mengupasnya dengan baik sehingga jelas keterkaitannya dengan What.
WHEN merupakan kapan waktu terjadinya WHAT. Ini yang kadang-kadang sering diabaikan. Kapan kejadian dari WHAT akan memberi informasi tambahan dan imajinasi pembacanya.
WHERE merupakan dimana tempat terjadinya WHAT. Meski kelihatannya sepele, tempat kejadian ini punya makna yang sangat berarti. Contoh, Ketika ada kabar Gus Ipul datang ke Ngawi misalnya, santer berkembang isu bahwa ia akan menggandeng pak Kanang untuk menjadi Wakil Gubernur di PILGUB 2017. Coba kalau ia perginya ke Nganjuk, pasti isu yang berkembang tidak seperti itu.
WHY adalah mengapa terjadi WHAT. Ini yang paling menarik karena bisa dikupas dari berbagai sudut. “Cerita tentang hubungan Arif dan Jessica sebelum menikah dengan Mirna, ini menarik bisa ditarik menjadi motif cemburu cinta segitiga, Mirna+Arif+Jessica. Atau pesat WhatsApp Jessica kepada Mirna ‘Mir, mau dong dicium sama lo. Udah lama deh’ seperti yang diungkapkan ayah Mirna.
HOW adalah bagaimana WHAT terjadi, bagaimana prosesnya, lika-likunya, dan sejenisnya.
Dengan rumus 5W+1H, tulisan kita komplit dari segi kelengkapan informasi. Dengan kelengkapan informasi, tulisan kita tidak akan mengecewakan pembaca. Dengan tidak kecewanya pembaca, tulisan kita selalu dinanti pembaca. Dan kalaupun ada yang kecewa itu biasanya karena kekurangtepatan kita mengungkap WHY dan HOW-nya. Mengapa dan Bagaimana-nya.
Oh ya.. Satu lagi yang tidak kalah penting adalah pemberian JUDUL, karena judul merupakan informasi singkat yang menggambarkan cerita yang akan kita sampaikan. Jadi sebaiknya JUDUL harus mengandung WHAT dan salah satu dari WHO,WHEN,WHERE,WHY atau HOW.
Jadi, Gampang to? menulis itu tidak sesulit apa yang dibayangkan. Mudah. Sing penting sebelum menulis, perhatikan Apa, Siapa, Kapan, Dimana, Mengapa dan Bagaimana?
Sumber : Sigap GP Ansor

0 komentar:

Posting Komentar